Minggu, 17 Mei 2015

Aku dan Rinduku

Maaf, karya ini untuk dibaca bukan untuk dibajak :)





Aku rindu, saat dimana aku bisa memelukmu tanpa batas. Saat aku tak harus tertatih untuk menghampirimu, memandangimu. Aku juga rindu, saat dimana aku bisa berjalan denganmu tanpa takut waktu akan memisahkan kita.
Aku rindu saat kau menghapuskan airmataku ketika aku mulai menangisi hidupku. Aku rindu saat kau mulai membuatku tertawa ketika aku merasakan pahitnya kegagalan, saat aku mulai merutuki kejamnya dunia yang kutinggali.
Aku rindu, saat kau menawarkan bahumu untukku bersandar ketika aku mulai lelah menjalani waktu yang tak bersahabat denganku. Ketika aku mulai merasa tak sanggup melewati ribuan mil jalan yang tak kuketahui ujungnya dengan kedua kakiku.
Aku rindu, saat kau memberiku kekuatan ketika aku merasa tak lagi kuat menjalani hidup yang semakin berat. Saat dimana kau membawakan sejuta kebahagiaan saat kutemukan sebuah kesedihan di hidupku. Apa kau tahu aku rindu?
    Itu semua hanyalah kerinduanku. Rindu yang semakin berkembang. Rindu yang semakin muncul ke permukaan dan semakin memuncak tanpa tahu dimana aku akan melabuhkan rinduku. Rindu yang tak kunjung terbalaskan karena tak kunjung kutemui sosok yang selalu membuatku rindu.
Apa aku salah? Hingga tak sedikitpun kau hiraukan rinduku.  Bahkan untuk sekedar memberiku waktu menatapmu saja tak kau berikan. Sebenci itukah kau padaku? Sebenci itukah hingga kau tak ingin melihat betapa rindunya aku akan kehadiranmu? Sebenci itukah hingga kau biarkan aku sendirian mengumpulkan keping demi keping kerinduan yang mungkin masih tersisa di sisi hatimu yang beku untukku?

Ini hanyalah rinduku. Kerinduanku yang hanya aku yang merasakan karena di dalam kerinduanmu tak ada nama dan bayangan tentang sosokku. Sampai nanti mungkin akan tetap jadi kerinduanku yang hanya aku yang tahu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang spam yaa :)